Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Tak Masukkan di Hati biar Tidak Gila

Rabu, 06 Agustus 2014 – 04:52 WIB
Tak Masukkan di Hati biar Tidak Gila - JPNN.COM
SARAT PENGALAMAN: Basuki saat diwawancarai di kediamannya, Senin (4/8). Foto: Kardono/Jawa Pos

”Kalau dirasa-rasakan, sangat sakit hati. Tapi, saya selalu berpedoman bahwa saya ini seorang politikus murni,” ucapnya.

”Semua perlakuan tak adil yang saya terima saya anggap di koridor politik. Jadi, tak pernah saya masukkan di hati. Bisa gila,” terang pria yang menghirup udara bebas pertamanya di bumi pada 9 Maret 1968 itu.

Dari vonis setahun yang diterimanya, dia menjalaninya selama sembilan bulan berkat pembebasan bersyarat (PB) dan cuti menjelang bebas (CMB). Karena darah politik sangat kental mengalir di tubuhnya, Basuki kembali terjun ke dunia politik. Dia kemudian bergabung dengan barisan ”orang-orang yang sakit hati” kepada PDIP, salah satunya Eros Djarot. Dia menjabat ketua DPC PNBK Surabaya.

Basuki tak begitu beruntung dengan proyek baru itu. PNBK gagal total di Pileg 2004. Tapi, nama Basuki tidak segagal PNBK. Sebagai politikus lokal, di Surabaya dia cukup diperhitungkan. Menurut pengakuannya, dia beberapa kali membantu Partai Demokrat. ”Banyak bekas kader PDIP saya yang bergabung di Demokrat. Tapi, saya di belakang layar saja,” ucapnya.

Hingga kemudian, dia dihubungi Gudfan Arief, putra KH Abdul Ghofur, pengasuh Ponpes Sunan Drajat, Lamongan. Gudfan saat itu adalah ketua DPD Partai Gerindra Jatim. Sedangkan KH Abdul Ghofur merupakan salah seorang kiai yang dihormati oleh Ketua Dewan Pembina DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto. Akhirnya, Basuki pun masuk Gerindra.

Pada 2009 secara politis dia belum bisa menjadi apa-apa. Sebab, ada regulasi yang menyebut bekas narapidana baru boleh nyaleg setelah lima tahun. Selama masa cuti sabatikal tersebut, Basuki tetap melakukan kerja-kerja politik.

Baru pada 2014 dia mendapat kesempatan pertamanya come back di pertarungan politik formal. Yakni, menjadi caleg DPRD Jatim dari Partai Gerindra lewat dapil Jatim I.

Kesempatan pertama itu tak dia sia-siakan. Meski bukan peraih suara terbanyak (peraih suara yang paling banyak dari dapil I adalah Bambang D.H., yakni lebih dari 80 ribu suara), Basuki menjadi anggota DPRD Jatim. Sebuah karir dan peluang politik baru pun terbentang di hadapannya.

HASIL hitung cepat tim sukses Basuki menyebutkan bahwa dia memperoleh 30.803 suara. Secara matematis, Basuki bisa melenggang ke Indrapura, sebutan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close