Tak Siap Terapkan Kurikulum 2013
Kamis, 07 Februari 2013 – 10:15 WIB
Kemudian, dia melihat akan banyak guru yang akan dikorbankan oleh kebijakan baru ini. Dia mencontohkan, dulu ketika kurikulum berganti, mata pelajaran Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dihilangkan dari kurikulum. Konsekuensinya, guru-guru yang biasanya mengajar PKK kehilangan jam pelajaran.
Akibatnya, mereka harus kuliah lagi di jurusan lain dan berebut jam mengajar dengan guru lainnya. "Ironisnya, mereka kuliah dengan biaya sendiri. Padahal mereka adalah korban kebijakan, kan sama dengan di PHK. Harusnya dapat pesangon dalam hal ini, minimal kuliahnya harus dibiayai pemerintah. Pada kurikulum terbaru, dengan sistem terintegrasi ini, maka guru bahasa inggris terancam kehilangan jam mengajar," ulasnya.
Selain itu, dia menilai, guru-guru belum siap untuk diintegrasikan dengan mata pelajaran lain. Selama ini guru belum diberi pelatihan secara tersistem. "Hanya diberi sosialisasi, dikatakan dapat pelatihan, tidak jelas indikatornya," tambahnya.
Sedangkan Ketua STKIP PGRI menilai, perubahan kurikulum ini hanya disosialisasikan di tingkat guru dan dinas pendidikan. Sementara, perguruan tinggi keguruan yang mencetak calon guru tidak diberitahu sedikitpun. Menurutnya, ini sangat membahayakan sistem pendidikan di Indonesia.