Tak Terpilih Jadi Menteri dan Pimpinan DPR, Fadli Zon Disisihkan di Gerindra?
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon menjawab berbagai anggapan sebagian kalangan yang menilai dia mulai tersisihkan di partai yang turut dibangunnya itu.
Dalam sesi wawancara di program NGOMPOL (Ngomongin Politik) yang tayang di channel Youtube JPNN.com, Selasa (14/7), Fadli blak-blakan menjawab berbagai isu terkait posisinya di Gerindra, DPR hingga kabinet.
Fadli menjelaskan awalnya dia telah membayangkan bagaimana Partai Gerindra bisa menjadi besar seperti sekarang ini.
Hal itu dimulai dari mimpi akan adanya sebuah partai politik yang membela kepentingan rakyat dan menjadi instrumen untuk memperjuangkan nilai-nilai yang harus diperjuangkan.
"Awal itu mencetus bersama Pak Hashim Djojohadikusumo. Saya yang mengajukan ke Pak Hashim. Kemudian kami bawa ke Pak Prabowo. Mulanya Pak Prabowo memang menolak," ungkap Fadli menceritakan kembali awal terbentuknya Partai Gerindra.
Penolakan Prabowo menurutnya cukup beralasan. Saat itu, mantan Danjen Kopassus tersebut belum berpikir tentang partai apalagi mendirikan sebuah parpol karena yang ada saat itu sudah banyak. Dia justru khawatir kebanyakan parpol justru bisa menambah masalah.
"Tetapi saya meyakinkan beliau bahwa ini kita perlu partai yang fresh, yang tidak terlalu banyak muatan atau beban sejarahnya. Ini menjadi alat perjuangan. Akhirnya beliau setuju," jelas Fadli.
Saat ini, Partai Gerindra berada di posisi ketiga peraih kursi terbanyak di Senayan. Pada periode 2014-2019, Fadli juga diberikan posisi penting di parlemen, sebagai wakil ketua DPR.