Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Tamatan STM Ini Sosok yang Langka

Sabtu, 01 Agustus 2015 – 00:47 WIB
Tamatan STM Ini Sosok yang Langka - JPNN.COM
Hadrian Noor menunjukkan sertifikat Advanced Road Safety Investigation Course 25-29 Mei 2015 yang diprakarsai KNKT-Australian Transport Safety Bureau. (Suryo Eko Prasetyo/Jawa Pos)

”Saya menyita jam kerja. Tidak etis tanpa sepengetahuan atasan,” tegas pria kelahiran Banjarmasin, 18 Mei 1958, yang berdomisili di Jalan Menanggal I, Surabaya, itu.

Lantaran baru dimutasi ke Mojokerto, Hadrian menghabiskan hari-harinya di JT Trowulan. Menurut Yoyok, stafnya itu tergabung dalam PLO. ”Hadrian itu termasuk pasukan lali omah,” kelakar pria berbadan kekar tersebut saat menjelaskan arti PLO.

Selama hampir sepekan, Hadrian tidak pulang ke rumah. Dia mengaku khawatir tidak bisa masuk kerja on time karena ruas jalan dari rumahnya di Gayungsari ke Trowulan terkenal macet.

Hadrian menceritakan, lingkungan keluarganya di Banjarmasin dan Banjarbaru, Kalsel, bergerak di bidang ekspedisi. Ayahnya, Syamsuri (alm), adalah pengusaha truk angkutan yang beroperasi di Pelabuhan Barito dan Trisakti. Berkat kesenangan terhadap otomotif, anak kedua di antara lima bersaudara itu lebih memilih berkarir sebagai PNS di bidang perhubungan, tidak meneruskan usaha sang ayah.

”Sejak remaja, saya suka baca majalah MM (Mobil Motor). Itu menunjang saya berkarir sebagai penguji kendaraan bermotor,” ujar Hadrian.

Suatu waktu, masa izin kir beberapa truk milik ayahnya hampir habis. Truk-truk tersebut menjalani uji kir di tempat Hadrian berdinas. Penghobi jalan-jalan itu tidak bisa menyembunyikan fakta bahwa kendaraan tersebut belum memenuhi syarat. Tanpa tedeng aling-aling, dia melarang truk ayahnya beroperasi.

Hadrian menyarankan anak buah Syamsuri membawa kendaraan itu ke bengkel untuk diperbaiki. ”Kalau sudah urusan dinas seperti ini, saya tidak pilih-pilih. Lebih baik uji kir kendaraan bapak saya tidak saya luluskan daripada nanti bikin celaka di jalan,” tutur dia.

Gara-gara sikap tegas tersebut, dia sering dimaki si sopir. Untung, sang ayah bijaksana dalam menyikapi. ”Sopirnya saja yang mencoba memanfaatkan saya,” kenang Hadrian.

MESKI hanya lulusan STM, Hadrian Noor membuktikan bahwa dirinya bisa bertugas dengan begitu profesional sebagai investigator keselamatan transportasi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close