Tanggalkan Masker, Pilih Kacamata Hitam Agar Tak Grogi di Depan Mayat
Menurut dia, hal terpenting adalah detail-detail kecil. Mulai aroma sekitar jenazah, pakaian jenazah, hingga luka-luka di jasad tersebut. ’’Dari detail-detail kecil tersebut, banyak hal yang bisa terungkap,’’ paparnya.
Dia mencontohkan sosok jasad dengan banyak luka tusuk di perut dan sobekan di pergelangan tangan. ’’Dari luka itu bisa dibayangkan bahwa orang itu awalnya hendak bunuh diri dengan merobek perut. Tapi, tidak berani sebelum nekat mengiris nadinya sendiri,’’ paparnya.
Berkat pengalamannya, dia kerap dipanggil untuk mem-back up penyelidikan kasus besar di daerah lain, khususnya Jawa Timur. Di antaranya, TKP penemuan mayat perempuan di Nganjuk dan bunuh diri palsu di Lamongan. Nah, TKP mayat perempuan di sebuah hutan di Nganjuk beberapa tahun silam menjadi pengalaman yang sangat mengesankan baginya. Proses identifikasi mayat tersebut berlangsung cukup lama.
Bahkan, dia harus berkali-kali blusukan ke semak-semak bambu. Meski demikian, dia yakin hasil penyelidikannya mengarah ke pelaku. Namun, pelaku itu lebih lihai menyembunyikan pengakuannya hingga akhirnya tidak ditemukan tersangka dalam kasus tersebut.
Selain itu, dia sering dimintai bantuan untuk mengajar anggota identifikasi di sejumlah satuan kepolisian di Jawa Timur. Ketika mengajar, penggemar ayam betutu bali tersebut lebih suka memberikan materi contoh kasus yang pernah ditanganinya.
Tidak jarang, dia juga sharing wawasan dengan para dokter muda saat bekerja sama mengotopsi jenazah di RSUD dr Soetomo. Dia pun menggarap sendiri materi ajar yang didapatnya selama bertugas lebih dari satu dekade. ”Saya pakai materi yang riil saja yang saya temukan di lapangan. Karena justru ini yang lebih dibutuhkan,” ujarnya sembari menunjukkan foto dirinya kala memberi pendidikan. (*/c6/ano)