Tangis Orang Tua dan Anak yang Tersingkir di Menit-Menit Terakhir PPDB 2020
Ngopibareng.id berhasil menguhubungi ibu Wardah yang mengaku kecewa berat, karena putranya Sulistomo, tak diterima di SMK manapun, meski mempunyai nilai akedemik 80,20.
Anaknya terlalu yakin, bekal nilai besar akan membuatnya mudah berselancar di semua SMK dengan jurusan manapun.
"Waktu saya tinggal ke kantor anak saya dipengaruhi temannya supaya langsung daftar, tanpa memberi tahu saya mengambil jurusan multi media, dan kimia industri di SMK Negeri 5 Surabaya. Ternyata nilai terendah yang diterima, masih di atasnya," kata ibu yang tinggal di Klampis Mukti tersebut.
Menurut Wardah dengan nilai 80,20 sebenarnya anaknya masih bisa diterima di SMK lain dengan jurusan yang sama.
Namun, akibat buru-buru klik di SMK yang difavoritkan, anaknya lupa tidak melihat persaingan nilai di menit menit terakhir yang cukup sengit.
"Yang mengenaskan anak tersingkir sekitar dua jam sebelum PPDB ditutup," keluh Wardah.
Putranya yang bercita-cita menjadi insinyur kimia, harus puas di SMK swasta, setelah peluangnya masuk SMK Negeri tertutup karena salah strategi.
Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Hamid Muhammad sebelumnya mengatakan PPDB SMK menarik untuk dicermati.
Selain tidak menggunakan syarat domisili terdekat dengan sekolah, masih berpatokan pada hasil nilai akademik siswa.