Tanpa Angpau
Oleh Dahlan IskanSaya punya teman di tetangga Hubei –yang ibu kotanya Wuhan. Hari ini –setahun yang lalu– ia sudah mendengar ada wabah besar di Wuhan.
Namun di provinsinya belum ada pembatasan apa pun. Istrinya minta agar hari itu pulang kampung ke Provinsi Jiangshu. Bermalam tahun baru di kampung istri.
Teman saya itu minta-minta kepada istri agar keinginan itu dibatalkan. Wabah kian buruk, tetapi sang istri berkeras.
Maka sore itu mereka bermobil ke rumah orang tua suami dulu. Di desa. Sekitar 2 jam dari rumahnya.
Setelah sungkem pada orang tua suami, mereka langsung tancap gas ke bandara. Mereka dapat pesawat jam 7 malam. Penerbangan itu satu jam.
Jam 9 malam mereka baru keluar dari bandara tujuan. Keadaan wabah sudah berkembang kian berat.
Pembatasan-pembatasan sudah terjadi di kampung istri. Mereka juga tidak mau menerima kedatangan orang luar.
Keluarga istri tidak jadi ada yang menjemput ke bandara. Perkembangan wabah berubah drastis dalam 12 jam terakhir.