Tanpa Satelit Palapa, Indonesia tak Akan Punya Penyiaran Jangkauannya Nasional
jpnn.com, JAKARTA - Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) atau Information and Communication Technologies (ICT) memegang peranan sangat penting bagi kemajuan sebuah bangsa di era digital seperti sekarang ini. Apalagi dunia saat ini memasuki revolusi 4.0.
Berbicara tentang TIK tentu tidak lepas dari keberadaan satelit. Tanpa satelit akan mustahil hal itu semua terjadi. Apalagi dengan tipikal negara seperti Indonesia yang memiliki belasan ribu pulau dan terpisah dengan lautan dan jarak yang sedemikian jauh.
Satelit domestik bisa meringkas jarak komunikasi antar tempat di Indonesia yang amat luas wilayahnya. Menjelang HUT Kemerdekaan RI ke-74, satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah keberadaan Satelit Palapa, wahana pertama penyambung komunikasi di nusantara.
“Satelit Palapa sangat penting. Tanpa Palapa, kita nggak akan punya penyiaran yang jangkauannya nasional,” kata aktivis Koalisi Nasional Reformasi Penyiaran (KNRP), Muhammad Heychael, Jumat (2/8).
Semangat dari Sumpah Palapa inilah yang diambil oleh Presiden Soeharto ketika pada 8 Juli 1976 Indonesia meluncurkan Satelit Palapa A1. Satelit tersebut diluncurkan dari Kennedy Space Center, Tanjung Canaveral, Amerika Serikat, dan dilepas di atas Samudera Hindia pada 83 derajat Bujur Timur.
BACA JUGA: Usai Bertemu Jokowi, Baiq Nuril: Beliau Tanya Saya Masih Bekerja atau Berhenti
Bagi Indonesia, satelit Palapa punya arti penting. Inilah satelit pertama yang dimiliki oleh Indonesia dan menjadi kebanggan pemerintah saat itu.
Indonesia adalah negara ketiga di dunia yang punya satelit, setelah Kanada dan Amerika Serikat. Kehadiran satelit Palapa ikut menaikkan harga diri bangsa Indonesa di mata dunia Internasional.
"Indonesia menjadi negara yang diperhitungkan secara teknologi komunikasi untuk urusan domestik. Satelit Palapa berhasil mendekatkan jarak antarwilayah, antarpulau, dengan berbasis komunikasi," ujarnya.