Tantangan Bagi Prabowo Jika Resmi Jadi Menhan di Kabinet Jokowi-Ma'ruf
jpnn.com, JAKARTA - Peneliti Militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, tertarik mendengar desas-desus Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto berpotensi menjadi Menteri Pertahanan di kabinet Jokowi-Ma'ruf.
Menurut Fahmi, tidak mudah bagi Prabowo ketika nantinya dipercaya menjadi Menhan di kabinet Jokowi. Setidaknya dua persoalan bakal dihadapi.
Fahmi menerangkan, Prabowo dan Jokowi memiliki pandangan yang kontras berkaitan sektor pertahanan Indonesia. Hal itu seperti disampaikan keduanya ketika bertarung sebagai calon presiden di Pilpres 2019.
Saat di debat Pilpres 2019, Jokowi banyak menyoroti tentang teknologi, sedangkan Prabowo berbicara pengelolaan sistem persenjataan.
"Nominasi Prabowo sebagai menteri di bidang pertahanan menjadi menarik. Pada debat Pilpres lalu, Jokowi menyinggung terkait ancaman terhadap negara cenderung kepada teknologi. Sementara itu, Prabowo lebih melihat kepada pentingnya pengelolaan alat utama sistem persenjataan atau alutsista konvensional," kata Fahmi dalam pesan singkatnya kepada awak media, Selasa (22/10).
Menurut Fahmi, perbedaan pandangan ini menjadi tantangan bagi Prabowo jika dipercaya menjadi Menhan. Eks Danjen Kopassus itu perlu menyelaraskan idenya dengan keinginan Jokowi.
"Meski tak perlu lagi diperdebatkan, ini sebenarnya peluang sekaligus tantangan bagi Prabowo sebagai pembantu presiden nantinya, untuk mengimplementasikan gagasan dan menyelaraskannya dengan agenda Presiden Jokowi dalam membangun pertahanan Indonesia," ucap dia.
Selain itu, kata Fahmi, Prabowo perlu memperbaiki kultur di sektor pertahanan Indonesia. Sebab, Prabowo pernah menyatakan terdapat budaya budaya asal bapak senang atau ABS di sektor pertahanan.