Tarakan Mencekam...
Dipicu Persoalan Sepele, Memakan KorbanSelasa, 28 September 2010 – 01:12 WIB
Kejadian ini memicu kemarahan etnis Tidung. Sanak keluarga dan warga dari Persatuan Suku Asli Kalimantan Timur (Pusaka) tumpah ruah di kediaman keluarga korban di wilayah Belalung, Juata Permai, kemarin pagi sebelum dikebumikan di Gunung Daeng, Sebengkok Tiram pukul 15.00.
Kepala Adat Besar Dayak Tidung Kalimantan, Haji Mochtar Basry Idris yang turut hadir di kediaman korban, mengatakan, kasus yang sampai menghilangkan nyawa itu sebenarnya tidak perlu terjadi jika pihak kepolisian segera merespon aduan-aduan yang sering disampaikan oleh warga asli Kalimantan. “Banyak laporan-laporan yang belum direspon polisi. Saya minta atas nama adat Dayak Tidung, kasus ini dan kasus lainnya yang terjadi sebelumnya segera ditindak. Daftar nama-nama pelaku yang diduga ada delapan orang, sudah ada di tangan kami. Kalau polisi tidak berhasil menangkap, akan kami selesaikan secara adat,” tegasnya.
Namun tokoh adat Dayak Tidung ini berharap agar kejadian itu tidak sampai terjadi. Meski begitu, polisi harus dapat segera bertindak mengusut kejadian ini dan menangkap pelaku pengroyokan atas Rahman, Lili Sutrisna, dan almarhum Abdullah Bin H. Salim. “Kalau sudah diselesaikan secara adat, mati akan dibalas mati. Kami harap jangan seperti inilah. Kalau alasan polisi pelaku lari, ya diusahakan dicari,” harapnya.