Taruna ATKP Makassar Tewas, Dibilang Jatuh di Kamar Mandi
Saat itu, baru beberapa langkah meninggalkan anaknya, Daniel masih sempat menoleh. Dia melihat tubuh kekar Dama memasuki kampus.
Dalam benaknya, berpilin berjuta harapan agar anaknya menjadi orang sukses. Rencana-rencana masa depan telah tersusun rapi.
Sayang, pertemuan itu menjadi kenangan terakhir bagi Pelda Daniel Pongkala bersama putra kesayangannya. Ia tak pernah menyangka, anaknya pergi secepat itu.
Belum genap 24 jam ia menikmati senyum anaknya, kabar duka tiba sekelebat bayangan malam. Ia sedang bertugas jaga di Bandar Udara Sultan Hasanuddin ketika mendengar kabar anaknya masuk RS Sayang Rakyat.
Kabar yang ia terima, Dama terjatuh di kamar mandi asrama. "Saya dikasih tahu seperti itu (jatuh dari kamar mandi). Makanya, di perjalanan ke rumah sakit, saya masih sempat memutar otak mencari di mana tukang urut yang masih buka malam-malam," tuturnya.
Daniel menyangka, anaknya cuma patah tulang. "Sudah ada tukang urut yang saya siapkan untuk dia," ujar Daniel kepada FAJAR di rumah duka, Selasa, 5 Februari.
Harapan pria asal Tana Toraja itu seketika pupus. Belum sampai di kamar anaknya, ia sudah disambut wajah duka pihak kampus dan teman-teman Aldama yang berada di RS Sayang Rakyat.
Ia mencium gelagat tak beres. Terbukti, pengasuh Aldamar mengucapkan bahwa anaknya telah tiada. Rencana-rencana tukang urut pun langsung buyar.