Taufik Wagub DKI, Prabowo - Sandi Pasti Dijauhi Pemilih
jpnn.com, JAKARTA - Partai Gerindra bersikeras akan memberikan kursi wakil gubernur DKI Jakarta kepada Ketua DPD Muhammad Taufik. Namun, hal itu menjadi pro-kontra karena Taufik diketahui mempunyai catatan buruk.
Pengamat Politik sekaligus Analis Komunikasi Politik Universitas Paramadina Hendri Satrio menyatakan, keputusan Gerindra mengeluarkan nama Taufik karena partai yang diketuai Prabowo Subianto ini kehabisan nama.
"Dia kan sempat kena kasus, ya nggak bisa, janganlah. Makanya saya rasa Gerindra itu kehabisan nama saja, kalau dipaksakan nanti ada risiko elektoral yang mesti ditanggung koalisi Gerindra di Pilpres," terangnya saat dihubungi JawaPos.com, Senin (13/8).
Hendri melihat jika langkah ini diteruskan, maka ini sama saja kubu Gerindra atau Prabowo menyediakan peluru gratis untuk dipakai Joko Widodo untuk menyerang kubu Prabowo-Sandi. Maka, Hendri menegaskan tidak perlu dipaksakan.
"Pertama, publik tidak menyukai tokoh-tokoh yang terlibat korupsi sehingga citra dari tokoh yang terlibat korupsi akan terbawa dengan citra partai politiknya. Kedua, kalau dipaksakan justru akan mempersulit kerja kampanye Prabowo-Sandi," tegas Hendri.
Maka dari itu, Hendri menegaskan agar Gerindra tidak bunuh diri dengan menyerahkan jatah kursi wagub kepada PKS. Sehingga, Gerindra pun tidak perlu capek-capek dalam menentukan atau berpikir cara merebut penilaian DPRD.
Seperti yang diketahui, Muhammad Taufik merupakan mantan narapidana kasus korupsi. Dirinya terjerat kasus korupsi saat menjabat Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta.
Taufik telah divonis selama 18 bulan penjara pada 27 April 2004 karena merugikan uang negara sebesar Rp 488 juta dalam kasus korupsi pengadaan barang dan alat peraga Pemilu 2004. (ce1/rgm/JPC)