Tegas! Pimpinan DPRD Jateng Usir Perwakilan PT Bank Jateng dan PT Jamkrida, Begini Alasannya
Sukirman menjelaskan, rapat yang diadakan tersebut merupakan konsolidasi antara pimpinan DPRD Jateng dengan para Dirut BUMD dan Perusda di lingkungan Pemprov Jateng. Agenda dalam rapat tersebut ada dua hal.
Pertama Evaluasi kinerja BUMD dan Perusda di Pemprov Jateng dan kedua melakukan cek atau monitoring terkait hasil Rakor Pendapatan yang dilaksanakan pada Bulan Pebruari yang lalu di Surakarta. Sekarang ini juga menghadapi pembahasan Rancangan Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
“Dari satu sisi kontrol kenaikan pendapatan dan seterusnya apalagi ini corona, ada potensi pendapatan kita menurun. Kita ingin mendorong BUMD dan perusda agar lebih meningkatkan kinerja dan bisnis plannya,” katanya.
Lebih lanjut Sukirman mengatakan, ketidakhadiran dirut dalam rapat ini jelas sangat mengganggu. Tujuan rapat pun tidak bisa dilaksanakan karena mereka tidak hadir secara langsung.
“Bagaimana kita bisa membicarakan penyertaan modal, bagaimana membicarakan persoalan persoalan yang ada di Bank Jateng kalau direktur utamanya tidak bisa hadir secara langsung,” tegasnya.
Dia menyebutkan, Bank Jateng di Jogja dan Jakarta itu dari dulu bermasalah. “Nek butuh duwit wae, butuh penyertaan modal geger tapi kalau kemudian pada saat dibutuhkan untuk komunikasi dengan DPRD nggak mau hadir. Jangan gitu dong! Ini menyangkut martabat kelembagaan harus saling menghargai lah,” ucapnya dengan nada tinggi.
Sukirman menambahkan, selama tidak ada itikad baik untuk bersilaturahim dengan DPRD Jateng secara kelembagaan, Bank Jateng dan Jamkrida dalam sisi penyertaan modal akan diketati dan kalau ada persoalan, DPRD tidak akan ikut bertanggungjawab.
“Penyertaan modalnya kita ketati dan kalau ada masalah silakan diselesaikan sendiri. Kita tidak akan ikut bertanggung jawab. Itu Jamkrida sebagai perusda baru juga harus komitmen komunikasi dengan DPRD,” pungkasnya.(fri/jpnn)