Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Teh Arab Mengandung Narkoba, BNN Intens Pantau Puncak Bogor

Jumat, 14 April 2017 – 20:01 WIB
Teh Arab Mengandung Narkoba, BNN Intens Pantau Puncak Bogor - JPNN.COM
Kepala BNN Budi Waseso. Foto: dok/JPNN.com

Terkait dengan jenis baru yang belum ada aturannya, jika ditemukan maka BNN akan mengirim kan ke laboratorium di luar negeri yang bisa meneliti. BNN, imbuhnya, sedang berusaha untuk memiliki laboratorium yang canggih dan alat-alat yang super canggih untuk memberantas narkoba.

“Semua pihak harus prihatin karena narkoba sudah menyusup hingga ke murid TK. Bahkan di Kalteng, bayi sudah bisa terpapar narkoba. Bandar narkoba sedang meregenerasi pangsa pasarnya. Sehingga anak-anak dibuat kecanduan dengan berbagai bentuk. Mulai dari permen bahkan bisa jadi pisang goreng," papar alumni SMAN 2 Bogor ini.

Buwas juga mengajak semua pihak untuk bersinergi memerangi peredaran narkotika. Itu harus dilakukan karena peredaran narkotika sudah sampai pada tahapan yang sangat mengkhawatirkan. Tanpa dukungan semua pihak, BNN akan kesulitan menyelamatkan jutaan warga yang telah kecanduan.

Buwas menyebut, sinergi BNN dengan media sangat penting dalam upaya pemberantasan nakotika. Ekspos mengenai penindakan yang dilakukan bisa menimbulkan efek jera. Sementara, pemberitaan mengenai langkah-langkah pencegahan akan memberikan pemahaman kepada masyarakat bagaimana menghindari jeratan narkotika.

”Selama ini, pemberitaan media masih didominasi langkah-langkah penindakan. Bicara berapa kilo narkotika yang diamankan, dan berapa pengedar yang ditembak,” jelas Buwas.

”Padahal, pencegahan tidak kalah penting untuk mencegah masyarakat tidak terjebak dalam penggunaan barang haram itu,” lanjutnya.

Buwas memprediksi narkotika yang beredar di masyarakat beratnya sudah berton-ton. Demikian besar, karena Indonesia menjadi salah satu pasar utama peredaran internasional. Baik dari Eropa, India, Taiwan, Filipina, dan Tiongkok. Paling besar di antara importer narkotika itu adalah Tiongkok.

Indonesia menjadi sasaran empuk karena penduduk Indonesia sangat besar, 250 juta jiwa. Selain itu, masuknya narkotika ke tanah air relatif lebih mudah. Itu tidak lepas dari panjang pantai Indonesia yang begitu panjang. Sehingga pengawasan pelabuhan-pelabuhan tikus sangat sulit dilakukan.(ira/jpg)

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Budi Waseso mengatakan pihaknya terus memantau wilayah Puncak Bogor.

Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close