Teknologi Pertanian Presisi Dukung Produktivitas Pertanian Meningkat, Siap Swasembada Pangan
Dengan demikian dipastikan pendapatan petani juga meningkat. Dari demplot ini ada peningkatan penghasilan petani sekitar 11 persen.
"Dengan teknologi dan kolaborasi ini, petani tidak hanya mendapatkan hasil panen lebih tinggi, tetapi juga harus lebih menguntungkan. Oleh karena itu ada peran stakeholder yang berkontribusi," tegas Gita.
Adapun PreciX merupakan teknologi yang dikembangkan untuk mendeteksi kandungan atau status hara N, P, dan K pada tanaman padi.
Teknologi yang memanfaatkan alat drone ini mampu memberikan rekomendasi pemupukan dengan cepat dan presisi. Implementasinya, teknologi ini mendukung layanan Mobil Uji Tanah (MUT) yang juga ada pada pendampingan budidaya Makmur/Agrosolution.
Apabila PreciX mendeteksi kebutuhan hara pada tanaman, sementara MUT ini mendeteksi kandungan hara pada tanah.
Di Sukamandi ini, Pupuk Indonesia juga memanfaatkan teknologi pertanian presisi untuk melakukan mapping di lahan seluas 592 hektare.
Diperoleh rekomendasi pemupukan per hektarnya NPK sebanyak 373 kg, Urea 189,61 kg, dan KCl 64,53 kg. Sebagai perbandingan, petani sebelumnya mengaplikasikan pupuk NPK 300 kg, Urea 200kg, dan KCl 100 kg.
Pengembangan teknologi pertanian presisi dimulai dari arahan Kementerian BUMN Republik Indonesia, dimana unit-unit riset pada klaster pangan dan pupuk diharapkan dapat berkolaborasi, yang kemudian dituangkan dalam Indonesia Food and Fertilizer Research Institute (IFFRI).