Tentara Israel Datang Dini Hari, Tangkapi Anak Palestina
Kantor Urusan Kerja Sama Bidang Kemanusiaan PBB menyebutkan, sepanjang Januari tahun ini sudah ada 336 penggerebekan tengah malam. Addameer menyebut itu sebagai metode untuk meneror remaja Palestina.
’’Mereka langsung masuk ke rumah, mengumpulkan semua orang jadi satu, dan bertanya tentang anak yang menjadi sasaran,’’ terang pengacara Defense for Children International-Palestine (DCIP) Farah Bayadsi seperti dilansir Al Jazeera. Berdasar data DCIP, setiap tahun ada 500–700 anak Palestina yang diadili.
Mereka dipaksa mengaku bersalah dan kerap ditempatkan di penjara di wilayah Israel. Lokasi penjara membuat orang tua mereka yang merupakan penduduk Tepi Barat sulit mengunjungi.
Untuk masuk wilayah Israel, mereka harus mengajukan surat dan baru disetujui sekitar sebulan kemudian.
Anak-anak yang ditangkap tersebut disiksa secara verbal maupun fisik sejak dibawa dari rumah mereka, di tahanan ketika menunggu proses peradilan, dan setelah putusan hukuman diberikan.
Siksaan itu begitu membekas hingga saat mereka bebas tanda-tanda depresi akut terlihat begitu jelas. Anak-anak yang keluar penjara biasanya menjadi lebih agresif, kerap mengompol, mimpi buruk, panik, insomnia, kehilangan nafsu makan, dan sulit berkonsentrasi saat belajar. (sha/c5/dos)