Terapkan Strategi Hadapi Perubahan Era Revolusi Industri
“Karena itu, kolaborasi yang telah terbangun antara pemerintah dan dunia industri dalam penciptaan tenaga kerja kompeten melallui pelatihan kerja dan pemagangan perlu terus ditingkatkan, “ katanya.
Menteri Hanif menambahkan dalam dunia persaingan, bukan orang paling pintar bukan orang paling kuat tapi yang dibutuhkan adalah orang-orang yang paling responsif menghadapi perubahan.
“Itu tantangan perguruan tinggi secara umum bagaimana tingkat responsifitas sebagai penyedia input SDM menghdapi dunia yang sedang berubah dan akan terus berubah secara cepat, “ katanya.
Dia mengatakan dalam menghadapi tantangan era revolusi industri 4.0 yang terjadi saat ini, penguasaan softskill memiliki peran sangat penting dalam upaya memenangkan persaingan global.
Pasalnya, hasil laporan World Economic Forum mengungkapkan sebanyak 80 persen skill yang dibutuhkan untuk mampu bersaing dalam era industri 4.0 adalah penguasaan softskill.
"Kita tidak bisa hanya mengandalkan technicall skill. Penguasaan softskill juga harus mulai dipersiapkan sejak di jenjang pendidikan dasar hinggaperguruan tinggi," katanya.
Menteri Hanif mengatakan tantangan Perguruan Tinggi ke depan merumuskan skema tertentu agar mahasiswa menguasai skill yang fleksibel yang sesuai kebutuhan pasar kerja dan mengikuti perkembangan zaman.
"Ketika tren berubah, mahasiswa juga bisa menyiapkan diri, oh teryata apa yang dipelajari ada yang berkurang sedikit. Selanjutnya mahasiswa bisa mengembangkan diri untuk mengambil kursus atau melanjutkan pendidikan. Pada intinya mereka bisa disesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja, " ujarnya.