Teras Masjid dengan Selera Restoran Berbintang
Minggu, 30 Agustus 2009 – 06:05 WIB
MARIA W. PARAMITA, Saint-Etienne
Eksterior bangunannya hampir tidak seperti masjid. Hanya sebuah menara berkubah kecil di pojok bangunan yang menandakan tempat ini adalah masjid. Pada hari-hari biasa, masjid ini hanya dipenuhi jamaah saat ibadah salat Jumat. Selebihnya, masjid ini senyap. Mayoritas muslim di kota ini adalah imigran dari negara-negara di kawasan Magribi. Disebut begitu karena negara-negara ini berada di ujung barat (tempat langit magrib) di kawasan Afrika Utara, seperti Maroko dan Aljazair yang merupakan bekas jajahan Prancis.
Masjid ini merupakan prakarsa L"Association Socio-Culturelle Marocaine de Saint-Etienne atau komunitas warga Maroko di Saint-Etienne. Peletakan batu pertama pembangunannya dilakukan pada 2001. "Kami tidak hanya membangun masjid. Tapi, ini sekaligus menjadi pusat budaya Maroko terbesar di negara ini," kata Larbi Marchiche, wakil dewan penasihat masjid tersebut.