Terbang ke Arab Saudi, Mensos Risma Paparkan Inovasi Pemberdayaan Kelompok Rentan
Selain penanganan terhadap korban, Kemensos juga memodifikasi tenda untuk memastikan penanganan pengungsi menjaga kepatuhan terhadap protokol kesehatan.
“Kami juga memberikan pelatihan kewirausahaan dan modal kerja agar pengungsi tidak jatuh miskin dan mereka bisa menjadi wirausahawan,” katanya.
Kemensos juga meningkatkan kesehatan mental pengungsi, mengganti pendapatan, dan aset mereka yang hilang karena bencana.
Dalam pemberdayaan penyandang disabilitas, Kemensos memberikan pekerjaan di balai dan loka.
Mereka membuat alat bantu sesuai kebutuhan spesifik dan mendapat upah yang membantu mereka keluar dari garis kemiskinan sesuai standar Bank Dunia sebesar USD 1,9 per hari.
Adapun produk mereka di antaranya tongkat pintar untuk penyandang disabilitas netra yang dilengkapi dengan GPS dan detektor api/asap bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Kursi roda untuk penderita cerebral palsy dan motor roda tiga juga dimodifikasi, disesuaikan dan dikhususkan untuk mengakomodasi kedisabilitasan mereka.
“Ini membantu meningkatkan mobilitas dan mengembangkan potensi diri mereka” katanya.
Untuk tuna wisma, Mensos Risma menyediakan tempat tinggal di rusunawa mulai tahun 2021.
Saat ini, lanjut dia, sudah dihuni 200 keluarga di dua Balai Kemensos di Bekasi dan Bambu Apus, Jakarta Timur.
Kemensos juga menyediakan pusat galeri kewirausahaan yakni Sentra Kreasi Atensi atau SKA.