Tergembleng setelah Enam Tahun Bertugas di Timor Leste
’’Makan hanya dengan nasi putih dan sedikit sambal, nikmatnya sudah luar biasa. Makanan di hotel bintang lima nggak ada apa-apanya,’’ ucapnya lantas tersenyum.
Daniel merasa pengalamannya di daerah operasi militer itu sangat berkesan. Sebab, tidak semua dokter militer pernah bertugas di daerah operasi.
Meski juga menguasai penggunaan senjata, sebagai tenaga medis, Daniel memang lebih banyak memainkan peran soft power saat bertugas. Tidak hanya mengurusi kesehatan prajurit TNI dan keluarganya, dia juga melayani masyarakat umum.
Misalnya, saat bertugas di Lospalos, Daniel tiba-tiba dibangunkan pada tengah malam oleh penduduk setempat. Mereka meminta tolong kepada Daniel untuk membantu persalinan seorang warga. Rumah pasien itu berlokasi di seberang hutan yang cukup jauh dari tempat tinggal Daniel.
Tanpa pikir panjang, sebagai satu-satunya dokter di rumah sakit kabupaten, Daniel pun berangkat. Padahal, lokasi desa tempat si ibu yang akan melahirkan dikenal sebagai salah satu sarang Fretilin, kelompok pemberontak.
’’Saat itu, saya berpikir mau membantu karena niat baik saja, tidak melihat apakah warga yang meminta bantuan itu GPK (gerombolan pengacau keamanan) atau bukan,’’ ujarnya.
Daniel bersama dua penduduk yang meminta bantuan itu langsung meluncur ke lokasi. Mereka menembus hutan dengan mengendarai ambulans yang lampu depannya sudah mati.
’’Jadi, yasatu tangan pegang setir, satu lagi pegang senter. Tapi, bersyukur, semua berjalan baik saat itu,’’ ungkapnya lantas tertawa.