Tergerak Petuah Guru Ngaji, Ali Zaenal Terjun ke Bisnis
”Ini PR kita semua. Kita yang harus bergeliat, kita yang harus jiwa berontak. Menerima sesuatu yang halal tapi nggak thoyib. Kita nggak tahu 5-10 tahun ke depan. Kok ada penyakit apa, oh anak kita begini,” ceritanya.
Tak terasa satu tahun sudah, bapak satu anak ini bergabung dengan Halal Network Internasional-Herba Penawar Alwahida Indonesia (HNI-HPAI). Peluang untuk membuka usaha pun mulai terbauk yakni membuka toko Halal Mart.
Di Halal Mart, Ali tak takut tak takut untuk mengkonsumi atau menggunakan barang-barang yang menggunakan bahan yang tak halal.
”Satu hal luar biasa, kita ada komunitas, di situ ada dokternya. Jadi setiap hari kita bisa konsultasi. Aku bilang manfaatnya luar biasa banyak banget,” ceritanya.
Ali pun semakin percaya diri dengan niatannya berbisnis. Belum lagi komunitas tersebut telah memiliki 150 cabang di seluruh Indonesia. Bukan hanya di Indonesia, namun Malaysia, Singapur, Thailand, dan Hongkong.
”Yang memotivasi kelanjutannya adalah kalau kita mendengar guru ngaji, apa yang kamu hati-hati apa, yang kamu masukkan itu adalah apa yang kamu dapatkan. Kalau kita masukan yang halal insyaallah akan berkah hidup juga. Jadi harus hati-hati dan sekarang di akhir zaman ya, mohon maaf lahir batin, banyak yang halal tapi nggak thoyib. Mungkin beras disemprot, halal sih tapi nggak thoyib dan inilah yang harus diperjuangkan bersama HNI,” jelasnya.
Karenanya saat berada di luar negeri. Entah itu syuting atau liburan bersama keluarganya. Ali tak merasa khawair kekurang stok. Ada sekitar 870 ribu anggota HNI HPAI yang tersebar di seluruh Asia.
”Ali sempat ikut jalan-jalan ke Malaysia dan singapur. Bertemu dengan keluarga-keluarga kita,” terang ali yang kerap menggunakan kopi, madu, minyak zaitun, pasta gigi yang didapat dari Halal Mart tersebut.