Tergerak setelah Membaca Buku 'Banker to the Poor'
Lantas, dipilihlah petani jagung di Lampung sebagai sasaran kegiatan. Salah satu pertimbangannya, Lampung relatif dekat dengan Jakarta.
Untuk merumuskan model secara spesifik, sulung tiga bersaudara tersebut menggunakan metode human centered design (HCD). Dia terjun langsung ke user (petani), tinggal bersama mereka, melakukan wawancara, hingga mengetahui kesulitan-kesulitan para petani.
Irvan pun bisa merasakan tidur di lantai beralas tikar dan jauh dari berbagai fasilitas yang biasa didapatkan di Jakarta.
’’Jujur saja, awalnya berat. Tapi, saya bertekad melebur dengan kehidupan petani. Kami menyebutnya soak in atau deep dive,’’ jelas pengusaha yang masih lajang tersebut.
Tinggal di rumah para petani membuat Irvan mendapatkan perspektif yang lebih dalam. Tidak hanya berkaitan dengan produksi pertanian, tetapi juga permasalahan keluarga para petani. Misalnya kesulitan mereka untuk menyekolahkan anak hingga tinggi karena masalah ekonomi serta minimnya informasi yang mereka miliki tentang cara menabung.
Irvan bersama dua temannya lantas merumuskan profiling petani jagung di Lampung beserta permasalahan yang dihadapi. Agustus 2013 Irvan cs mulai bergerak. Dengan bendera Vasham, perusahaan social enterprise yang didirikannya, Irvan membuat model microfinance yang diberi nama Konco.
Yakni dengan memberikan pinjaman dalam bentuk sarana produksi tani (saprotan), pelatihan dan pengawasan, akses langsung ke pasar tanpa tengkulak, hingga asuransi.
Para petani tidak dikenai bunga atas pinjamannya, namun Vasham menawarkan sistem bagi hasil. Dengan begitu, Irvan menempatkan perusahaannya sejajar dengan petani.