Terinveksi Penyakit Seksual Picu Risiko Keguguran
jpnn.com - Pasangan yang iseng melakukan seks berisiko tampaknya harus waspada dengan penyakit menular seksual. Sebab efek negatifnya tak hanya dirasakan pasangan itu sendiri, tapi juga calon bayi mereka.
Menurut sebuah studi baru yang dipublikasikan jurnal Sexually Transmitted Infections, calon ibu yang berencana hamil atau sedang mengandung tapi pernah mengidap dua penyakit menular seksual yang paling populer yaitu kencing nanah (gonorrhea) dan chlamydia berisiko tinggi mengalami komplikasi saat melahirkan.
Pembuktiannya telah dilakukan oleh tim peneliti dari University of New South Wales, Sydney, Australia, setelah mengamati data kelahiran lebih dari 350.000 wanita Austalia yang baru saja melahirkan anak pertamanya.
Setelah menyesuaikan faktor-faktor lainnya, ternyata wanita yang pernah didiagnosis dengan chlamydia sebelum melahirkan berisiko 17 persen lebih tinggi untuk menjalani persalinan prematur, tepatnya sebelum memasuki minggu ke 37. Bahkan mereka juga berisiko 40 persen lebih tinggi untuk memiliki bayi yang lahir dalam kondisi tak bernyawa (stillbirth) atau biasa disebut lahir mati.
Yang tidak kalah mengejutkan risiko prematur pada wanita yang sebelumnya sempat didiagnosis terkena kencing nanah ternyata jauh lebih tinggi yaitu 250 persen. Namun karena partisipan studi ini yang pernah mengidap gonorrhea tak begitu banyak, sehingga peneliti tak dapat menyimpulkan jika gonorrhea juga meningkatkan risiko bayi penderitanya akan mengalami lahir mati.
Peneliti sendiri mengaku tidak tahu pasti ada apa dibalik semua ini.
"Karena terbatasnya data kami, sulit menduga apakah kaitan antara PMS dengan komplikasi kelahiran itu bersifat sebab-akibat atau apakah chlamydia maupun gonorrhea memang salah satu penanda tingginya risiko komplikasi kelahiran," kata peneliti, seperti dilansir laman Daily Mail, Sabtu (16/11).
Bisa jadi peradangan kronislah jawabannya. Sebab baik gonorrhea maupun chlamydia diketahui sebagai penyebab peradangan kronis pada saluran reproduksi bagian atas. Apalagi studi sebelumnya telah mengaitkan kondisi ini dengan tingginya risiko persalinan prematur dan bayi lahir mati.