Terkait RUU Pesantren: Jumlah Kiai Masih Kurang
jpnn.com, JAKARTA - RUU tentang Pesantren dan Pendidikan Agama saat ini masih digodok Pemerintah bersama DPR. Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta Nasaruddin Umar mengatakan, tantangan besar dalam peraturan tersebut diantaranya kurangnya jumlah kiai. Kemudian populasi pesantren yang terkonsentrasi di pulau Jawa.
Dia menuturkan secara statistik populasi pesantren terbesar ada di pulau Jawa. ’’Sekitar 82,2 persen jumlah pondok pesantren ada di pulau Jawa. Kemudian 10 persen di Sumatera,’’ katanya usai meresmikan lembaga Nasaruddin Umar Office (NUO) di Jakarta, Sabtu (26/1).
Nah, ketika populasi pesantren terbanyak berada di Jawa, ternyata menurut dia di pulau Jawa saat ini juga kekurangan kiai. Khususnya sosok kiai yang bisa memimpin pondok pesantren. ’’Sulit sekali mencari kiai yang bisa memimpin ponpes,’’ tutur mantan Wakil Menag itu.
Menurut dia kiai yang bisa memimpin sebuah pesantren bukan sosok sembarangan. Diantaranya adalah kiai yang memiliki jiwa tabah dan sabar mendidik para santrinya. Kemudian juga kiai yang produktif dalam memberikan materi-materi keagamaan kepada masyarakat.
’’RUU Pesantren harus ada semangat untuk melahirkan figure-figur (kiai, Red) teladan,’’ katanya.
Figur kiai yang mampu memimpin pesantren dengan menerapkan Islam yang inklusif dan moderat. Kemudian juga memiliki jiwa pembela bangsa tetapi tetap beragama dengan baik.
Dirjen Bimas Islam Kemenag Muhammadiyah Amin mengatakan akan kembali menghidupkan program pelatihan calon dai muda. Dia menjelaskan program ini selama tiga tahun terakhir tidak ada. ’’Tahun ini saya programkan kembali. Kuotanya 680 peserta,’’ jelasnya.
Amin berharap program ini bisa mengatasi kekurangan kiai sebagaimana disebutkan oleh Nasaruddin Umar. Dalam program ini Kemenag menyiapkan anggarannya. Sedangkan teknis seleksi dan pelatihan, akan dilakukan bersama dengan Komisi Dakwah MUI.