Terlintas untuk Pulang ke Rumah Menemui Keluarga, namun...
jpnn.com - Tim DVI (Disaster Victim Identification) Polri telah selesai mengidentifikasi 125 korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610. Banyak pengorbanan tim tersebut dalam menjalankan tugas.
ILHAM WANCOKO, Jakarta
KEGALAUAN menyeruak di hati Kombespol Lisda Cancer Senin (29/10) pukul 08.00, sesaat sebelum pembukaan acara Training DVI Se-Asia Selatan dan Tenggara di Nepal. Dia membaca grup WhatsApp kantornya. Terdapat kiriman berita tentang pesawat jatuh.
Namun, dia tidak bisa mencari informasi lebih jauh. Sebab, Lisda yang diundang sebagai trainer harus mengikuti pembukaan acara. Setelah pembukaan selesai, dia baru kembali memegang ponselnya. ”Miscall dan pesan WA sudah banyak,” tuturnya.
Saat itu dia langsung menelepon seorang atasannya. Lisda ternyata diharuskan pulang ke Indonesia saat itu juga. Padahal, dia baru tiba di Nepal Sabtu (27/10). ”Minggu brifing dulu dan Senin pembukaan, rencana sampai Sabtu (3/11),” papar dia.
Memang tugas Lisda sangat penting. Dia merupakan commander DVI yang harus memimpin operasi identifikasi korban. Akhirnya, Lisda meminta izin Interpol yang menjadi penyelenggara acara tersebut. ”Untung, mereka bisa memahami,” kata Lisda.
Pada hari yang sama pukul 13.00 waktu setempat, Lisda pulang ke Indonesia. Pesawat transit di Malaysia. Dia melanjutkan penerbangan dengan pesawat milik maskapai yang berbeda pada pukul 22.00. ”Tiket pesawat diatur Interpol, tapi memang terlalu mepet. Walau begitu, saya berangkat,” jelasnya.
Sayang, pesawat yang dia tumpangi terlambat. Waktunya terpangkas 1,5 jam. Akibatnya, Lisda terlambat check-in untuk penerbangan lanjutan ke Indonesia pada pukul 22.00. ”Padahal, saya sudah dibantu polisi Diraja Malaysia agar lebih cepat,” tuturnya.