Ternak 1.500 Ekor Puyuh, Hasilkan Rp 6 Juta per Bulan
Modal yang dikeluarkan untuk penjualan kotoran Puyuh sendiri tidak ada. “Saya jual cuma kotoran Puyuh saja jadi tidak ada pengolahan khusus,” ucap Ijal.
Rupiah yang didapat berkisar Rp 800 sampai Rp 1 juta lebih per bulannya dari kotoran Puyuh saja. Selain itu, penghasilan yang didapat dari penjualan telur dan daging puyuh mencapai Rp 5 juta per bulannya.
“Untuk omzet segitulah jumlahnya dan Alhamdulillah. Namun juga diimbangi dengan pengeluaran untuk pakan Puyuh yang seharinya habis 40 kilo pangan dengan harga Rp 5 ribu per kilo. Jika mau hemat lagi saya sering mengoplos pangan sendiri,” tutur Ijal.
Pemesanan kotoran Puyuh sendiri masih dalam seputaran Kota Bengkulu. Ijal selalu memberikan perawatan yang intensif terhadap ternak-ternaknya.
Ijal tidak memperkerjakan pegawai untuk merawat ternaknya. Artinya perwatan kandang dan ternak puyuh lansung ia kerjakan sedniri. Kasih sayang terus ia berikan kepada puyuhnya.
Hal ini dilakukannya untuk mendapatkan telur yang besar karena kasih sayang sesama mahkluk hidup.
“Saya sekaan dapat merasakan kasih sayang antara saya dan ternak puyuh saya. Pernah sewaktu-waktu istri saya memanen telur dan memberi makan ternak kami, namun telur yang didapat senagat kecil dari biasanya. Ketika saya memanennya telur kembali besar saat panen,” ucap Ijal.
Ijal memulai usaha ternak puyuh sejal tahun 2003 silam. Awalnya adik laki-lakinya yang mengawali ternak puyuh. Ijal sebagai kakak ikut membantu dalam mengembangbiakan puyuh.