Ternak 1.500 Ekor Puyuh, Hasilkan Rp 6 Juta per Bulan
Pemberian vaksin dan vitamin rutun mereka berikan kepada puyuh ternak mereka. Namun saat tahun 2003 itu, kotoran puyuh belum diserbu.
“Adik saya kuliah di Pertanian Universitas Bengkulu (Unib). Karena ia paham betul akhirnya puyuh ternaknya sehat-sehat dan hasilnya memuaskan,” ungkap Ijal.
Setelah adik laki-lakinya lulus kuliah, akhirnya ternak puyuh diserahkan sepenuhnya kepada Ijal karena adiknya menempuh pendidikan ke luar daerah.
Situasi buruk pernah dialami oleh Ijal. Pada tahun 2005 sebanyak 3 ribu ekor ternak puyuhnya mati terkena penyakit.
Ijal dengan sabar kembali memulai ternak puyuh dari awal dengan membeli bibit baru dan mengembangbiakan kembali.
Sampai akhirnya ternak puyuhnya sudah memiliki omzet seperti sekarang ini.
“Selama 14 tahun menggeluti ternak puyuh cuma satu kali mengalami tragedi tersebut. saat ini saya lebih memperhatikan kesehatan puyuh dan kebersihan kandang. Supaya kualitas telur, daging, dan kotoran tetap bagus seperti biasanya,” tutup Ijal. (**)