Teroris Tumbuh Karena Salah Memahami Ajaran Agama
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Zainut Tauhid Sa'adi mengatakan terorisme tidak mengenal batas teritorial, bangsa, dan agama. Hal ini bisa dicermati dari kasus bom Kampung Melayu. Pertama, dilakukan menjelang umat Islam memasuki bulan yang sangat diagungkan yaitu Ramadan. Kedua, para korban dari bom tersebut adalah masyarakat yang sebagian besar beragama Islam.
"Terorisme itu tumbuh dari kelompok masyarakat yang dangkal dan salah dalam memahami ajaran agama,” ujar Zainut dalam pernyataan resminya, Kamis (25/5).
Dari pemahaman yang salah dan dangkal itu melahirkan sikap radikal. Yaitu sikap yang merasa kelompoknya paling benar dan yang lain salah. Hanya kelompoknya yang paling berhak menyandang predikat beriman. Sedangkan yang lain kafir (paham takfiri) sehingga yang lain itu dianggap musuh dan boleh dibunuh.
Apa pun motif terorisme, menurut Zainut adalah perbuatan yang sangat keji dan tidak berperikemanusiaan. Terorisme dengan segala bentuk, kapan dan di mana pun terjadinya adalah perbuatan terkutuk serta seluruh elemen bangsa harus serius memeranginya.
Ia berharap kepada umat Islam yang sebentar lagi menjalankan ibadah Ramadan agar tetap tenang. Jangan terpengaruh oleh provokasi, hasutan, berita-berita yang ingin mengadu domba antarelemen masyarakat.
“arilah kita mengisi bulan Ramadan yang penuh rahmat dan ampunan ini, dengan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT agar kita berhasil menjadi insan yang beriman dan bertakwa. Dan sebagai bangsa semoga kita dihindarkan dari segala macam bentuk ujian, cobaan dan marabahaya," pungkasnya.(esy/jpnn)