Terpinggirkan secara Politik, Dites Keperawanan karena Demo
Minggu, 07 Agustus 2011 – 23:21 WIB
"Ada seorang dokter pria yang diminta untuk melakukan tes kepada kami," keluh salah seorang demonstran perempuan. "Kami harus melepaskan semua pakaian. Kemudian, kami menyadari sejumlah tentara ternyata ikut mengintip. Saya tak pernah membayangkan peristiwa itu terjadi kepada saya di Mesir atau mungkin di mana pun di dunia. Saya merasa dipermalukan," terangnya.
Menurut para aktivis, perlakuan itu diperparah oleh komentar seorang jenderal senior Mesir baru-baru ini yang kemudian dikutip stasiun televisi AS, CNN. "Mereka (perempuan yang menjalani tes, Red) tidak bisa disamakan dengan putri Anda atau putri saya," ungkap sang jenderal seperti dilaporkan CNN. "Mereka pernah bermalam di tenda bersama para demonstran laki-laki. Kami tidak ingin para perempuan itu menuduh bahwa kami (tentara, Red) telah menyerang secara seksual atau memerkosa mereka. Jadi, kami ingin membuktikan bahwa mereka sudah tidak perawan sebelumnya," paparnya.
Penguasa militer Mesir justru cepat membantah adanya tes keperawanan itu. Namun, pernyataan tersebut tak membuat aktivis perempuan puas. Isu tersebut justru memunculkan kekhawatiran bahwa kaum perempuan tak akan dilibatkan dalam berbagai dialog politik untuk merancang masa depan Mesir.