Terungkap, Kelompok Solihin Rencanakan Aksi Teror saat People Power
Solihin pernah menghadiri pertemuan nasional kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Batu, Malang, Jawa Timur pada 2015. Setelah pertemuan itu, terjadilah aksi teror di Jalan Thamrin yang fenomenal. ”Solihin diduga juga terlibat dalam aksi tersebut,” urainya.
Selanjutnya, Solihin yang dalam pengejaran Densus 88 Anti Teror sempat melarikan diri ke Papua. Dalam upayanya itu dia membuat pelatihan militer di Pegunungan Cyclop, Papua. ”Dia juga memiliki catatan tersendiri saat kejadian penyanderaan Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua,” paparnya.
Saat penyanderaan terjadi, ternyata Solihin memerintahkan sejumlah anggotanya untuk membantu melakukan aksi di sekitar rutan Mako Brimob. ”Itu sesuai pengakuan anggotanya yang tertangkap saat itu,” terangnya.
Yang terbaru, Solihin menjadi otak dari kelompoknya yang merencanakan aksi teror dengan bahan peledak TATP saat terjadi unjuk rasa people power. Solihin menargetkan dua sasaran, petugas kepolisian dan peserta unjuk rasa tersebut. ”Jadi, mereka menunggu momentum, itu makanya mereka di Bekasi,” jelasnya.
Dedi menjelaskan, TATP yang digunakan kelompok itu merupakan buatan sendiri. Peracik sekaligus perakitnya adalah Samuel. ”Dia merupakan perakit bom yang lebih senior dibanding Solihin, lebih ahli,” paparnya.
TATP itu dibuat dari berbagai bahan yang dicampur. Semua bahan tersebut didapatkan dipasaran. ”Semua bom yang dimiliki kelompok ini yak arena Samuel,” papar mantan Wakapolda Kalimantan Tengah tersebut.
Selanjutnya, terduga teroris yang meninggal dunia berinisial T. Dia menjelaskan, T melempar bom dan akhirnya dilumpuhkan dengan ditembak. Saat itu bom yang berada di tangannya meledak dan mengenainya sendiri. ”Memang rencananya serangan aksi terornya bom lempar dan bom bunuh diri,” tuturnya.
Polisi selama ini disasar dengan dasar thogut, bagaimana dengan masyarakat, apa dasarnya kelompok Solihin menyasar masyarakat?