Terungkap, Ribuan Suara Milik Sejumlah Partai Bergeser ke NasDem
Wahyu akhirnya mendapatkan salinan DA 1 dan DAA 1 saat pleno di aula Bappeda. Itu pun cukup mendadak. Salinan itu didapatkan bersamaan dengan proses pembacaan rekapitulasi suara.
BACA JUGA: Rekapitulasi Suara KPU Jatim Penuh Interupsi dan Aksi Gebrak Meja
"Senin pagi (6/5), dijanjikan oleh PPK sudah dapat DA 1 dan DAA 1, tapi alasannya harus fotokopi, jumlahnya banyak, harus dicap, dan lain sebagainya. Kami tunggu sampai siang tetap tidak dapat,” keluh Wahyu.
"Saya menduga ada permainan di PPK karena dari awal tidak mau memberikan data DA1 dan DAA1 di kecamatan, walaupun dalam bentuk soft file," tudingnya.
Selain itu, saat plano C1 dibacakan di kecamatan, pada waktu yang sama seluruh saksi diminta tanda tangan pada DA1 dan DAA1 yang masih kosong. Karena sudah hampir deadline dan antara saksi dengan penyelenggara pemilu saling percaya, mereka pun bersedia tanda tangan. Hingga tidak fokus pada pembacaan plano.
Dengan beberapa kejanggalan yang dialami, PPP lantas meminta kejelasan KPU dan Bawaslu. Bawaslu lantas mengecek plano. Dengan membuka sampel 10 persen plano dari masing-masing TPS.
Dari situlah terkuak adanya perbedaan jumlah suara yang tercatat dalam plano C1 dengan DA1 (desa) dan DAA1 (kabupaten).
Terpisah, Ketua DPC Nasdem Sleman Surana berdalih tidak memantau secara langsung kasus tersebut. Alasannya sedang berada di luar Jawa. Kendati demikian, dia mengaku mendapat laporan dari internal partai. "Saya tidak tahu itu salah input atau apa," kelitnya.