Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Terus Berlatih agar Tidak Grogi di Depan Ilmuwan Dunia

Selasa, 22 Juli 2014 – 08:43 WIB
Terus Berlatih agar Tidak Grogi di Depan Ilmuwan Dunia - JPNN.COM
HARUMKAN BANGSA: Dari kiri, Diannisa Paramitha Susantono, Anastasia Michelle Pratanata, dan Michelle Audrey Darmadi menjadi presentator di London International Youth Science Forum (LIYSF) 2014. Foto: Hilmi Setiawan/Jawa Pos

Mereka tertarik meneliti talasemia karena sering kurang mendapat perhatian dari si penderita sendiri. Setelah kondisinya meningkat, si penderita baru memperhatikan.

Menurut Diannisa, layanan pemeriksaan atau deteksi talasemia sejatinya sudah ada. Tetapi, masyarakat tidak begitu care.

’’Masyarakat umumnya baru memberikan perhatian ketika penyakitnya masuk kategori mayor alias sudah muncul gejala-gejala,’’ kata bungsu dua bersaudara itu.

Gejala talasemia mirip anemia atau kekurangan sel darah merah. Pada penderita talasemia, protein hemoglobinnya tidak sempurna. ’’Dikatakan tidak sempurna karena hemoglobinnya cepat rusak sehingga si penderita kekurangan hemoglobin,’’ papar gadis kelahiran Oakland, AS, 13 Juni 1994, itu.

Dalam penelitian, mereka menggunakan seratus sampel pasien anak-anak usia 10–18 tahun yang berobat di RSCM. ’’Kami mengambil pasien anak-anak karena kami ingin meneliti keterkaitan penyakit itu dengan kasus gagal tumbuh (growth failure),’’ timpal Anastasia.

Gadis kelahiran Jakarta, 6 September 1994, itu mengakui, karena keterbatasan akses, mereka tidak bisa bertemu langsung dengan seratus anak penderita talasemia itu. ’’Kami hanya bisa menganalisis atau mencari data dari rekam medis anak-anak penderita talasemia tersebut,’’ tuturnya.

Anastasia menjelaskan, penelitian awal tentang keterkaitan antara talasemia dan kasus gagal tumbuh pada anak sudah ada sebelumnya. ’’Upaya kami meneliti ini untuk mempertajam penelitian yang sudah ada,’’ tandasnya.

Selain itu, mereka ingin mencari solusi untuk menekan risiko anak-anak dengan talasemia agar tidak mengalami gagal tumbuh. Gejala utama gagal tumbuh terlihat pada pertumbuhan tulang anak-anak yang tidak normal. Semakin dewasa si pasien, tingginya semakin kalah jika dibandingkan dengan anak-anak normal.

LAGI, kiprah mahasiswa Indonesia mencatat prestasi. Penelitian tiga mahasiswi Fakultas Kedokteran UI berhasil menembus forum ilmiah anak muda tingkat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close