Terus Dorong Munaslub, Di Mana Kesetiakawanan Kader Golkar?
jpnn.com - Wakil Ketua Umum SOKSI Erwin Ricardo Silalahi menyesalkan manuver sekelompok elite Partai Golkar yang mendorong-dorong digelarnya Munaslub sebelum sidang praperadilan yang diajukan Ketua Umum Setya Novanto rampung.
Menurutnya, manuver Munaslub ini jelas-jelas bertentangan dengan prinsip kesetiakawanan sebagaimana yang tercantum dalam Ikrar Panca Bhakti, sekaligus melanggar keputusan Rapat Pleno yang telah diambil baru-baru ini.
"Sebagai kader Golkar kita tidak boleh mengangkangi pesan filosofis dari sumpah dan janji kader yang termuat dalam Ikrar Panca Bhakti, khususnya pada poin ketiga yang menggariskan mutlaknya watak setia kawan," ujar wakil sekjen DPP Partai Golkar, Sabtu (25/11).
Erwin mempertanyakan, bagaimana kader-kader Golkar bisa memupuk kesetiakawanan sosial di tengah kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, apabila di lingkungan internalnya saja tidak konsisten melakoni watak mulia tersebut.
"Rasanya aneh, tidak patut, dan melawan akal sehat kolektif, jika saat ketua umum Partai Golkar sedang tertimpa masalah hukum yang berat, kader-kader Partai Golkar sendiri justru menghukumnya yakni dengan sengaja menyingkirkan ketua umumnya. Seharusnya semua kader tanpa kecuali bersabar menunggu hasil pra peradilan seperti yang telah disepakati dalam rapat pleno," sesal Erwin Ricardo.
Selain itu, lanjut Erwin Ricardo, manuver percepatan Munaslub dapat merusak soliditas Partai Golkar yang saat ini sedang dalam tahap konsolidasi untuk pemenangan Pilkada 2018 serta Pileg dan Pilpres 2019.
Manuver percepatan Munaslub ini, kata Erwin Ricardo, pasti akan mengorbankan konsolidasi organisasi di level Dewan Pimpinan Daerah, khususnya di level kabupaten/kota.
"Konsolidasi organisasi di DPD-DPD sudah pasti terganggu dan mengakibatkan fragmentasi yang parah, jika terjadi manuver-manuver politik yang vulgar untuk kepentingan pragmatis percepatan Munaslub," pungkas Erwin Ricardo memberi warning. (rus/rmol)