Tetty Moedjiati, Nenek yang Dulu Hidup Berkecukupan tapi Kini Tinggal di Pos Ronda
Makan dari Belas Kasihan, Minum Ambil Air Masjidjpnn.com - Di usianya yang sudah tua, seorang ibu hanya butuh hidup tenang bersama keluarganya. Tidak demikian dengan Tetty Moedjiati. Pada usianya yang menginjak 78 tahun, ia harus hidup sebatang kara. Kini, ia hanya tinggal di pos ronda tanpa penutup berukuran 3×3 meter.
ADIDAYA PERDANA, Magelang
NAMA panggilan perempuan renta itu adalah Tetty. Ia berjalan pelan dari salah satu masjid di perumahan Griya Rejo Indah, Desa Japunan, Mertoyudan, Kabupaten Magelang.
Dengan menenteng plastik hitam berisi dua botol air mineral, ia baru mengambil air untuk kebutuhannya selama tinggal di pos ronda di perumahan tersebut. Nenek berkulit gelap dan beruban ini sudah tiga bulan tinggal di pos ronda itu karena empat anaknya tidak mau tahu terhadap kondisi perempuan yang lebih sering dipanggil dengan sebutan Mbah Tetty itu.
Kejadiannya bermula saat Tetty mengontrak di salah satu rumah di Jalan Elang 348. Di perumahan itu, ia tinggal bersama anaknya nomor dua, Heru Sutiyono. Karena tidak punya biaya, suatu hari mereka diusir oleh yang punya kontrakan.
Heru lantas minta izin ke Tetty untuk pergi mencari pekerjaan. Namun ,pada akhirnya hilang tanpa ada kabar. ”Setelah itu saya diantar ke rumah anak bungsu saya di Karanggading (Kota Magelang). Tetapi saya tidak betah. Saya disia-sia, saya dipukuli,” ungkap Tetty.
Ia adalah ibu dari tiga anak perempuan dan satu laki-laki. Tiga anak perempuannya sudah mandiri dan tinggal tersebar. Ada yang di Kalimantan, Kabupaten Rembang, dan Kota Magelang. Sementara sang suami, sudah meninggal sejak belasan tahun lalu.
”Lalu saya kembali ke sini (perumahan), berharap bisa bertemu anak laki-laki saya Heru. Saya cuma cocok dengan dia,” ungkapnya pelan.