TGB Luncurkan Buku Dakwah Nusantara
Doktor Ahli Tafsir Al-Qur'an ini menegaskan, ternyata langkahnya tak salah. Di akhir jabatan ada gempa menimpa Pulau Lombok. Setelah itu pandemi covid-19 terjadi hingga saat ini.
"Kalau Dakwah Nusantara saat itu tak dilaksanakan, mungkin tak ada Dakwah Nusantara," tegasnya.
TGB menyebut, salah satu cara mencintai Indonesia adalah berkeliling ke seluruh sudut negeri. Mengutip kata ulama, Islam tak pernah hadir di ruang hampa. Ketika Islam datang tak pernah berusaha menguasai budaya dan perdaban.
"Di tanah yang subur Islam menyirami sehingga tanaman tumbuh menjulang," tandasnya.
Acara peluncuran buku ini mendapat sambutan hangat dari sahabat dan sejawat TGB dari berbagai tempat, seperti Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar, Pengasuh Ponpes Al Hidayat, Lasem KH Zaim Ahmad yang merupakan cucu KH Ma'shum Lasem sahabat dari Maulanasyaikh TGKH M Zainuddin Abdul Madjid, kemudian Direktur Madrasah Muallimin Muhammadiyah, Yogyakarta KH Aly Aulia, Rektor IAIN Madura Dr Muhammad Kosim, serta Pengasuh Ponpes Al Aziziyah Jombang, KH Muiz Aziz yang juga cicit dari KH Bisri Syansuri.
Kiai Zaim dalam sambutannya mengatakan, pesan-pesan dakwah yang disampaikan TGB kuat dengan nilai wasathiyah, di Nahdlatul Ulama biasa dikenal tawasuth, tasamuh, dan tawazun.
"Saya memang belum sepenuhnya membaca buku itu. Tapi sosok dari TGB yang saya kenal adalah pendakwah yang menyampaikan nilai Islam yang ramah," katanya.
"Saya dengan TGB memiliki hubungan, kakek kami bersahabat," sambungnya.