Tiga Operasi Besar demi Memisahkan Safa dan Marwa
jpnn.com, LONDON - Safa dan Marwa Ulla lahir dengan kondisi kembar siam craniopagus alias dempet bagian kepala. Mereka harus berjuang melewati tiga operasi besar sebelum akhirnya terpisah.
Safa tersenyum riang di gendongan ibunya, Zainab Bibi. Beberapa kali Zainab menggelitik sang putri. Raut bahagia terpancar jelas dari wajahnya.
Selama dua tahun ini dia tidak bisa menggendong Safa dan kembarannya, Marwa Ullah. "Tuhan telah menjawab doa kami," ujar Zainab. Kini dia bisa menggendong putrinya satu per satu seperti anak normal pada umumnya.
Zainab menceritakan bahwa dirinya sudah melahirkan tujuh kali sebelumnya. Semuanya lewat persalinan normal. Tapi saat hamil Safa dan Marwa, dokter menyatakan bahwa dirinya harus dioperasi Caesar karena komplikasi dan bayinya dempet.
Kondisi itu sempat membuatnya terpukul. Sebab dua bulan sebelum jadwal Caesar, sang suami meninggal karena serangan jantung.
Dilansir BBC, Safa dan Marwa lahir dengan selamat pada 7 Januari 2017 di Hayatabad Hospital, Pakistan. Mereka baru dibawa pulang sebulan kemudian. Salah satu rumah sakit militer menawarkan untuk memisahkan Safa dan Marwa, tapi hanya satu yang bisa diselamatkan. Zainab tidak mau. Dia ingin kedua putrinya hidup.
Nasib baik menghampiri. Zainab terhubung dengan ahli bedah saraf pediatrik Owase Jeelani. Dokter kelahiran Kashmir, Pakistan, itu bekerja di rumah sakit kenamaan di London, Inggris, Great Ormond Street Hospital (GOSH). Jeelani janji membantu. Dia ingin Safa dan Marwa dioperasi sebelum usia setahun untuk meminimalkan risiko.
Sayangnya, visa untuk ke Inggris baru selesai Agustus 2018 ketika usia Safa dan Marwa sudah 19 bulan. Kendala tak cuma sampai di situ. Dana yang dikumpulkan untuk operasi belum cukup.