Tiga Papa D'Masiv Tepati Janji pada Anak
D’Masiv berharap langkah mereka itu bisa menjadi jalan pembuka bagi band-band lain untuk kembali menggerakkan penjualan album fisik dalam bentuk piringan hitam. ”Kita juga penasaran dan sudah nggak sabar untuk mendengarkan langsung,” ucap Rian. Para personel D’Masiv lain pun sudah berencana membeli dalam jumlah banyak.
Ide untuk merilis piringan hitam itu datang dari hobi para personel mengoleksi vinyl karya penyanyi dan musisi idola, baik dari dalam maupun luar negeri. Bermula dari Rian, kini Rayyi dan Rama pun mulai hobi hunting vinyl. ”Hasil rekaman vinyl berbeda, sound-sound yang dihasilkan lebih kaya dan unik. Kita seperti ada di dimensi lain saat mendengarkannya,” tutur Rian yang mengoleksi vinyl sejak 2010. Jumlahnya kini mencapai ribuan.
Saat ada kesempatan manggung di luar negeri, mereka selalu hunting vinylincaran. Misalnya, ketika mengadakan konser di Dublin tahun lalu. ”Eropa surga vinyl. Tapi, di Jakarta pun kadang bisa nemuin vinyl yang langka,” lanjut Rama.
Rayyi bercerita betapa senangnya baru-baru ini bisa mendapatkan vinylband Mew favoritnya. Menariknya, vinyl tersebut berwarna pink.
”Seneng banget karena limited edition yang pink. Selain itu, ada Panbers, Koes Bersaudara, sama vinyl band indie Sore yang 7 inci,” urainya. Totalvinyl miliknya berjumlah 14 keping saat ini. Rayyi masih mengidamkanvinyl Muse, Coldplay, dan Sigur Ros. (nor/c6/c7/ayi)