Tiga Perempuan Ini Punya Pekerjaan yang Masih Jarang Dilakukan Warga Indonesia di Australia
"Di awal aku menangani klien ini, dia masih bisa ingat anjingnya. Masih ingat aktivitasnya, harus ke cafe kalau pagi. Kalau siang dibawa jalan, lalu ke toko makanan buat anjingnya terus ke restoran cepat saji," paparnya.
"Seiring berjalannya waktu, dia sudah lupa segalanya. Dia tidak pernah lagi menanyakan mau kemana. Bahkan sekarang dia sudah tidak peduli lagi sama anjingnya," kata Eka.
Dari konsultasi dengan dokter otak yang datang memeriksa kliennya setiap empat bulan, disebutkan bahwa seiring berjalannya waktu, klien Eka ini akan kehilangan berat badan, motoriknya melambat, akan semakin banyak tidur, kemudian akan muncul gangguan pencernaan.
"Dalam seminggu dua kali kami membawanya ke rumah suami dan anak-anaknya. Sekitar empat bulan lalu, dia masih ingat suaminya. Tapi sekarang sudah tidak lagi," kata ibu dua anak ini.
"Sudah kosong rasanya. Sedih sekali melihatnya. Apalagi anak-anaknya masih kecil," ujar Eka.
Farida Simanjuntak, instruktur mengemudi
Profesi lain yang juga tak lazim bagi warga Indonesia yaitu menjadi instruktur mengemudi, seperti yang dijalani Farida Simanjuntak dalam delapan tahun terakhir.
"Setahu saya memang tak banyak orang Indonesia yang menjadi instruktur mengemudi di Melbourne. Selain saya, ada Pak Budi dan satu orang lagi namun saya tidak tahu pasti apakah dia masih aktif," katanya kepada ABC Indonesia.
Farida, yang akrab disapa Bu Ida, mengatakan saat ini dia merekrut anaknya untuk menjadi instruktur juga, karena sudah kewalahan melayani murid-murid yang semakin banyak.