Tiga Politisi PDIP Belum Mau Minta Maaf
jpnn.com, SAMARINDA - Ketua Majelis Ulama (MUI) Samarinda KH Zaini Naim dan Ketua MUI Kaltim KH Hamri Haz berharap tiga oknum anggota DPRD Samarinda dari Fraksi PDIP meminta maaf ke publik.
Sayangnya, hal tersebut urung dilakukan Ahmad Vananzda, Suriani, dan Hairil Usman. Ketiga terduga pelaku persekusi itu memilih bungkam sejak kasus terjadi pada Sabtu (15/9) lalu.
Ketika dikonfirmasi Kaltim Post (Jawa Pos Group), Hairil Usman mengatakan, bahwa informasi apapun terkait kasus yang menimpanya dan dua rekannya harus disampaikan satu pintu, yakni melalui Ketua DPC PDIP Samarinda Siswadi.
“Saran ketua seperti itu (Siswadi),” ujarnya Rabu (26/9). Kaltim Post lantas menemui Siswadi yang juga menjabat wakil ketua DPRD Samarinda.
Menurutnya, DPC PDIP Samarinda sudah melakukan audiensi dengan MUI. “Sudah tabayun, begitu pula dengan Pak Zaini Naim (ketua MUI Samarinda),” ujarnya. Dia menyayangkan peristiwa persekusi yang terekam selama 1 menit 18 detik itu disebut sebagai penistaan agama. Dia menilai, ini penggiringan opini. Apalagi internal DPRD Samarinda sedang dalam proses menindaklanjuti aduan.
“BK (Badan Kehormatan) pun sudah beberapa kali rapat. Proses berjalan kok didesak minta maaf duluan,” katanya.
Siswadi melanjutkan, pihaknya diam karena sedang menunggu dan mendengarkan proses di internal DPRD. “Pimpinan dewan juga terus menggali informasi terkait masalah ini,” katanya.
Dirinya menegaskan, dari hasil pembicaraan dengan Ketua MUI Samarinda KH Zaini Naim, permohonan maaf akan dilakukan jika kadernya terbukti bersalah. Termasuk perkataan kasar tentang khilafah yang terekam dalam video tersebut.