Tim di Balik Layar Pengujian Sampel COVID-19 di Jabar
"Yang pasti saya harus selalu menjaga kesehatan, makanan, gaya hidup, higienisnya. Pulang ganti baju dan mandi, karena selain melindungi diri sendiri saya juga harus melindungi keluarga."
"Keluarga sudah tahu (risiko pekerjaan), sebelum sampel COVID-19 juga saya mengerjakan TB dan HIV jadi mereka tahu safety precaution saya di kantor dan menerima (pekerjaannya)," ucap Aulia.
Adapun Labkesda Jabar sebagai salah satu laboratorium pemeriksa COVID-19 di Jabar sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/214/2020 memenuhi syarat utama adanya laboratorium Biosafety Level-2 (BSL-2).
Bagi tim yang mengerjakan sampel COVID-19, Labkesda Jabar dengan sertifikat Biosafety Laboratory 2 Plus dari World Health Organization (WHO) ini pun menerapkan prosedur ketat, mulai Alat Pelindung Diri (APD) lengkap saat proses ekstraksi, cuci tangan, memakai masker (diganti yang baru) setelah dari ruang ekstraksi, dan anjuran untuk mandi setelah mengerjakan ekstraksi.
Labkesda Jabar pun sudah dilengkapi sertifikat Terakreditasi Penuh dari Komite Akreditasi Laboratorium Kesehatan Kementerian Kesehatan RI serta sertifikat akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional atas penerapan secara konsisten SNI ISO/IEC 17043:2010.
Selain bicara soal kesiapan alat dan petugas laboratorium, Labkesda Jabar juga terus berupaya meningkatkan sistem yang ada, termasuk dengan menggandeng Jabar Digital Service dan Tim Tanggap COVID-19 Jawa Barat. Tim yang terakhir disebut, merupakan kerja sama antara Labkesda Jabar, Tim Support, ITB dan Unpad.
Koordinator Tim Support Tim Tanggap COVID-19 Jawa Barat Amalia Ulfah Sandra mengatakan, sebanyak lima orang anggota Tim Support termasuk dirinya telah menjadi relawan non medis di Labkesda sejak 15 Maret lalu.
"Total anggota (Tim Tanggap COVID-19 Jawa Barat) ada sekitar 50-an orang, sedangkan yang non medis (di Labkesda) lima orang dari Tim Support dan kemungkinan anggota tim akan bertambah seiring dengan kebutuhan," ujar Amalia.