Timnas AMIN Sebut Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran akan Mengkhianati Konstitusi
jpnn.com - JAKARTA - Dewan Pakar Tim Pemenangan Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN), Fahrus Zaman Fadhly menilai realokasi dana pendidikan untuk program makan siang gratis adalah bentuk pengkhianatan terhadap konstitusi.
Fahrus memandang program yang dimunculkan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming itu bakal menggagalkan seluruh perencanaan pendidikan yang berorientasi pada pembangunan sumber daya manusia Indonesia.
"Jika program ini direalisasi, masa depan bangsa akan makin suram dan jauh dari harapan Indonesia menjadi suatu bangsa yang maju dan bermartabat," tuturnya menanggapi pernyataan kubu Prabowo-Gibran soal realokasi anggaran pendidikan pada 2024 ke program makan siang dan susu gratis.
"Bila anggaran program makan siang gratis diambil dari 20 persen anggaran pendidikan, indeks pembangunan manusia dipastikan akan anjlok. Indeks pendidikan akan menurun secara dramatis. Kualitas dan kesejahteraan guru diabaikan,” katanya.
“Pembangunan fasilitas dan ruang kelas urung dibangun. Pelatihan guru sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan ditiadakan. Kuota berbagai jenis beasiswa seperti KIP, LPDP, BPI dan lain-lain akan minim bahkan bisa hilang. Apakah ini yang mereka inginkan?" imbuh Fahrus.
Dia menilai ide kubu Prabowo-Gibran itu berbahaya. Apabila anggaran pendidikan dialihkan, sumber daya yang seharusnya digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, seperti perbaikan fasilitas sekolah, pelatihan guru, atau pengembangan kurikulum akan terganggu.
"Saya kira ide seperti itu akan menghancurkan sendi-sendi utama transformasi bangsa ke depan," ujarnya.
Fahrus mengungkapkan, ketentuan konstitusi yang mengamanatkan 20 persen anggaran pendidikan adalah hasil perjuangan panjang PGRI, perguruan tinggi LPTK, guru, pengamat, ahli, dan praktisi pendidikan serta anggota parlemen terutama Komisi X DPR RI.