Tingkatkan Efisiensi Ekonomi, Bea Cukai dan Korea Customs Service Teken AEO MRA
jpnn.com, JAKARTA - Untuk pertama kalinya, Direktur Jenderal Bea Cukai, Heru Pambudi dan Komisioner Korea Customs Service, Roh Suk-Hwan melakukan penandatanganan Authorized Economic Operator Mutual Recognition Arrangement (AEO MRA) pada tanggal 6 Februari 2020 di Kantor Pusat Korea Customs Service di Seoul, Korea Selatan.
Kerja sama ini merupakan tindak lanjut hubungan bilateral yang erat antar-otoritas pabean kedua negara dan sebagai langkah nyata dalam memfasilitasi perdagangan kedua negara yang makin meningkat. AEO MRA merupakan bentuk pengakuan timbal balik terhadap masing-masing program AEO kedua negara.
Melalui pengakuan timbal balik ini, perusahaan-perusahaan AEO diharapkan dapat memperoleh paket kemudahan penuh, peningkatan efisiensi waktu dan biaya (super fast clearance); competitiveness; pengakuan tingkat kepatuhan yang setara di kedua negara; dan pengamanan supply chain. Di mana sebuah perusahaan untuk ditetapkan sebagai AEO harus lulus dari syarat kecukupan dalam manajemen keamanan.
Selain itu, pengakuan timbal balik ini diharapkan juga dapat meningkatkan volume perdagangan kedua negara, di mana data saat ini menunjukkan devisa ekspor Indonesia mencapai (FOB) 7,3 miliar USD dan devisa impor Indonesia mencapai (CIF) 9.2 miliar USD.
Seperti diketahui bahwa AEO telah diimplementasikan di berbagai negara sebagai sebuah paradigma baru dalam program Trusted Trader secara menyeluruh. Sejak diluncurkan tahun 2015, AEO Indonesia telah berkembang dari awalnya hanya 5 perusahaan yang memiliki sertifikat hingga saat ini mencapai 136 perusahaan AEO, dan diharapkan akan meningkat di tahun-tahun mendatang.
Selain melakukan penandatanganan AEO MRA, delegasi Indonesia yang terdiri dari Bea Cukai Indonesia, Lembaga National Single Window (LNSW), dan Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Sistem Informasi dan Teknologi, Bobby Achirul Awal Nazief juga melakukan kunjungan ke sistem layanan/pengawasan e-commerce di bandara Incheon yang telah menerapkan teknologi modern (sistem IT dan Fast X-ray machine) termasuk melakukan benchmarking organisasi National Single Window yang telah diterapkan di Korea.
Sebagaimana diketahui, untuk meningkatkan daya saing di era global, Pemerintah Indonesia terus melakukan upaya terobosan strategis, salah satunya menciptakan pelayanan efektif melalui satu pintu dengan membentuk LNSW.
Tidak hanya itu, delegasi Indonesia juga melakukan benchmarking terhadap sistem logistik Korea Selatan atas keberhasilannya dalam peringkat Logistic Performance Index maupun Ease of Doing Business serta sistem yang unik dari Customs Unipass International Agency (CUPIA) di Korea Selatan.