Tiongkok Mengklaim Paling Maju dalam Pengembangan 6G, tetapi Tak Mampu Mewujudkannya dalam Waktu Dekat
Akankah Tiongkok memenangkan pertandingan 6G?
Menurut Administrasi Properti Intelektual Nasional, Tiongkok memegang 35 persen pengajuan hak paten berkaitan dengan 6G, diikuti Amerika Serikat dengan angka 18 persen.
Awal bulan ini, Senat Amerika Serikat telah meloloskan rancangan undang-undang baru untuk keperluan penelitian dan inovasi sebesar US$250 miliar, atau lebih dari Rp3 triliun.
April lalu, Amerika dan Jepang telah mengumumkan rencana kerjasama dengan biaya US$4,5 miliar, lebih dari Rp65 miliar untuk keperluan penelitian, pengembangan, dan uji coba 6G.
"Pemerintah Tiongkok terkunci dalam perang kemajuan teknologi dengan Amerika Serikat dalam setiap hal berbau politik strategis dan keperluan militer," kata Profesor Greg.
"Jadi kita tidak dapat memisahkan ketertarikan Tiongkok pada 6G dengan ketertarikannya pada kecerdasan buatan atau penjelajahan luar angkasa, atau bahkan laut."
Profesor Branka mengatakan saat ini Tiongkok memang paling unggul dalam teknologi 5G dan berhasil mendapat investasi besar dari perusahaan produksi smartphone, telcos, dan Pemerintah Tiongkok dalam pengembangan 6G.
"Kepentingan strategis 5G sering terlewatkan oleh negara-negara Barat," katanya.
"Kini banyak negara lain yang mulai berinvestasi untuk 6G karena menurut saya mereka akhirnya sadar bahwa mereka tertinggal jauh dengan Tiongkok dalam hal 5G."