Titiek Soeharto : Negara Harus Kembali Masyarakatkan Olahraga
Tak tanggung-tanggung, demi mewujudkan gerakan nasional itu, Pak Harto merilis Kepres nomor 17 tahun 1984, yang memberikan ruang gerak sangat luas kepada masyarakat untuk melakukan aktivitas olahraga.
Pak Harto, tuturnya, sangat memahami pentingnya olahraga demi meningkatkan kesehatan dan prestasi hidup.
“Untuk itu Indonesia memberikan prioritas pada pengembangan olahraga yang bisa dilaksanakan bersama-sama oleh masyarakat seperti senam pagi, di samping cabang-cabang olahraga yang sesuai dengan selera masyarakat,“ tuturnya.
Di zaman Pak Harto, kata Titiek, Indonesia memiliki senam massal, yakni Senam Pagi Indonesia (SPI) dan Senam Kesegaran Jasmani (SKJ), yang popular di masyarakat.
Di saat olahraga menjadi bagian kehidupan warga itulah, Indonesia mencatat banyak prestasi di arena olahraga internasional.
Saat itu atlet Indonesia mendominasi kancah olahraga Asia Tenggara. Sejak pertama kali Indonesia berpartisipasi dalam pesta olahraga dua tahunan SEA Games (yang sebelumnya bernama SEAP/Southeast Asian Peninsular Games) pada 1977, Indonesia selalu menempati posisi teratas perolehan medali.
Prestasi prestisius lainnya, antara lain Rudy Hartono menjadi juara termuda di All England (1968) dan memegang rekor delapan kali juara.
Piala Thomas pun jadi langganan juara Indonesia dari 1970-1990.Tak hanya itu, Indonesia untuk kali pertama memperoleh medali di ajang Olimpiade, tiga Srikandi mendapatkan perak panahan di Seoul 1988.