TNI AL Akan Rekrut Nelayan Jadi Intel
Kamis, 22 April 2010 – 02:16 WIB
Mantan Panglima Armada Barat (Pangarbar) itu melanjutkan, dalam forum yang diikuti para pemikir strategis TNI AL itu juga dibahas cara-cara baru pertahanan laut. Diantaranya strategi pertahanan dengan memanfaatkan area pertempuran terbuka. "Kondisi geografis laut dan selat di Indonesia kan berbeda-beda. Dengan cara tertentu musuh bisa dipancing agar masuk ke wilayah yang paling lemah," kata Agus.
Salah satu metodenya dengan melakukan penjebakan ranjau laut atau menutup (sealing) area tertentu dengan kapal-kapal pencegat. "Kalau kita umumkan satu wilayah sudah ada ranjau, tentu musuh tak mau ambil risiko. Misalnya, kita nyatakan Selat Malaka dipagari ranjau, mereka pasti geser ke Selat Sunda, disana kita siapkan (serangan)," katanya.
TNI AL juga akan memperkuat kemampuan kapal-kapal patroli. Misalnya dengan mempersenjatai dengan rudal Yakhoon buatan Rusia. "Kecepatan rudal permukaan itu 300 kilometer per jam," kata alumni AAL 1978 itu. Dalam forum itu juga akan disusun tiga buku penting yang menjadi pedoman AL hingga 2024.(rdl/agm)