Tobasa Memoles Diri Agar Dibanjiri Turis Luar Negeri
Pembicara lain dalam bimtek itu adalah Nurwan Hadiyono, Kabid Pengembangan Wisata Perdesaan dan Perkotaan pada Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Kemenpar. Nurwan menyinggung pentingnya meningkatkan kemampuan para pelaku usaha pariwisata dalam mengelola potensi.
“Dari bimtek ini diharapkan ada peningkatkan kemampuan pelaku wisata, pengelola daya tarik wisata, komunitas, asosiasi pariwisata dan SKPD dalam mengelola destinasi dalam rangka meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara,” tuturnya.
Pada kesempatan sama, pemerhati pariwisata Hengky Hermantoro mengatakan, upaya pengembangan turisme khususnya dalam pemberdayaan masyarakat harus menjunjung nilai keberlanjutan. Pasalnya, hal itu demi menjaga aspek ekonomi, sosial dan lingkungan agar berjalan beriringan.
“Pengembangan pariwisata jangan hanya untuk meningkatkan PAD (pendapatan asli daerah, red), namun juga meningkatkan ekonomi lokal,” ujar penulis buku Creative-Based Tourism itu.
Sedangkan Vitria Ariani dari Tim Percepatan Pembangunan Pariwisata Perdesaan dan Perkotaan Kemenpar mengatakan, hal penting untuk mengembangkan suatu daya tarik wisata adalah mengenal diri sendiri terlebih dahulu. Caranya adalah dengan melakukan penilaian mandiri untuk mengetahui kondisi aktual daya tarik wisata yang dimiliki.
“Ini agar kita bisa menyusun prioritas dan program, sekaligus juga latihan agar tidak cepat puas dan selalu menunggu pihak lain untuk memperbaiki situasi. Yang tidak kalah penting adalah integrasi dan kesatuan koordinasi masing-masing stakeholders yang juga dikenal dengan pentahelix,” katanya.
Pentahelix merupakan jurus yang dikenalkan Menpar Arief Yahya dalam menggenjot destinasi wisata. Jurus itu mensyaratkan adanya sinergi antara kalanga akademisi, pelaku bisnis, komunitas, pemerintah, dan media.(adv/jpnn)