Tokoh Agama Diteror, Cak Imin Siap Hadapi Perobek Kebinekaan
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar mengutuk aksi penyerangan terhadap para pemuka agama yang terjadi dalam dua pekan terakhir ini. Yang terkini, penyerang menyasar Gereja St Lidwina di Bedog, Gamping, Sleman, Yogyakarta, Minggu (11/2) saat para jemaat mengikuti misa.
Cak Imin -panggilan akrab Muhaimin- mengatakan, kemajemukan Indonesia merupakan keniscayaan. Menurutnya, kemajemukan itu harus dijaga. agar tidak dirusak.
“Ada enam agama yang diakui di Indonesia. Jangan sampai simpul kebinekaan rusak oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab seperti ini," katanya.
Mantan wakil ketua DPR itu juga mendesak aparat kepolisian bergerak cepat mengungkap aktor intelektual di balik penyerangan. Sebab, penanganan yang berlarut-larut berpotensi menimbulkan perpecahan di tengah masyarakat.
"Ayo kita sama-sama menahan diri. Jangan termakan provokasi untuk curiga satu sama lain," imbaunya.
Namun, demikian, Cak Imin mengaku akan pasang badan untuk menghadapi pihak-pihak yang berupaya merobek kebangsaan dan merusak kebinekaan. "Saya siap berdiri di depan mengadang upaya memecah belah bangsa dengan isu primordialisme seperti agama," tegasnya.
Dalam dua pekan terakhir sudah terjadi empat kali penyerangan terhadap tokoh agama. Peristiwa pertama menimpa pimpinan Pondok Pesantren Al Hidayah Cicalengka, Kabupaten Bandung, KH Umar Basri (Mama Santiong) yang dianiaya usai salat subuh pada 27 Januari 2018 lalu.
Selang beberapa hari kemudian, Komando Brigade PP Persis Ustaz Prawoto juga dianiaya pada 1 Februari lalu di Bandung. Nahas, Ustaz Prawoto meninggal dunia.