Tokoh Maluku-NTT Sepakat Akhiri Konflik Ampera Raya
Kamis, 30 September 2010 – 14:40 WIB
JAKARTA - Sejumlah tokoh perwakilan dari Maluku dan Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar pertemuan di ruangan pimpinan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD), La Ode Ida. Pertemuan itu menyikapi kerusuhan di sekitar Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Jalan Ampera Raya yang menewaskan tiga orang.
"Kami ingin mencari solusi, tanggal 3 atau 4 Oktober akan ada pertemuan susulan untuk mencari solusi. Bahwa yang bertikai selesai sampai di sini dan pelaku diproses hukum," kata La Ode Ida disela-sela pertemuan di ruang pimpinan DPD, Senayan, Jakarta, Kamis (30/9). Beberapa nama yang ikut dalam pertemuan itu adalah, Robert B Reytimu Clement DJ,Zakaria Sabon, Aloysios Abi dari Perhimpunan Indonesia Timur (PIT). Turut pula Jack Osdora Anggota DPD asal Maluku dan Carolina N Kondo Anggota DPD NTT.
La Ode Ida yang juga anggota DPD asal Sulawesi Tenggara (Sultra) menyayangkan lambannya polisi mengantisipasi perkelehaian sehingga ada korban tewas. Ia mengendus, polisi bekerja dengan berdasar pada pesanan dan kepentingan-kepentingan tertentu. "Polisi malah membiarkan hal tersebut terjadi karena tidak mengantisipasi dan lamban bertindak. Polisi harus dikoreksi kadang bekerja atas kepentingan dan uang," ujarnya.
Sementara itu, salah seorang tokoh PIT, Aloysios Abi mengatakan kerusuhan yang terjadi di PN Jaksel disebabkan karena perebutan lahan nafkah yang dibayar oleh oknum tertentu yang memiliki modal besar. Kata dia, hal itu terjadi karena kesejahteraan di Maluku dan Papua masih rendah sehingga perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah. (awa/jpnn)