Tolak Hasil Pilgub, Adukan ke MK
Rabu, 12 November 2008 – 11:31 WIB
Hal itu disampaikan Tim Pemenangan Kaji dan pasangan cagub Khofifah-Mudjiono saat menggelar jumpa pers di Rumah Makan Agis. Hadir di konferensi pers tersebut adalah Ketua DPP PKNU Choirul Anam, Ketua DPD Partai Patriot La Nyalla Mattalitti, Sekretaris Tim Pemenangan Kaj Muhammad Mirdasy, Ketua Tim Pemenangan Masykur Hasyim, Mudjiono, dan Ketua DPD PDIP Sirmadji.
Dia mencontohkan kejadian di beberapa kabupaten di Madura. Di situ, ada laporan yang mengatakan bahwa kotak suara dari PPK dibuka di pinggir jalan. Salah seorang warga yang melapor ke Kaji lantas memotret kejadian itu dan mengirimkannya ke tim Kaji. ’’Kami ada fotonya,’’ katanya.
Senada dengan Khofifah, La Nyalla menuturkan hasil penghitungan suara di beberapa daerah di Madura tidak logis. Dia mencontohkan kejadian di desa Baipajung, Tanah Merah. Di TPS 1, 2, 3, 5, 6, 7, dan 8 suara Kaji nol. Sementara, sisa suara seluruhnya dibebankan kepada Karsa. ’’Bahkan, suara golput tidak ada sama sekali,’’ katanya.
Itu, kata La Nyalla, tidak logis. Sebab, mestinya ada suara untuk Kaji, berapapun itu. Saksi, kata dia, paling tidak menyumbang satu suara. ’’Lagipula, masak di situ nggak ada ibu-ibu muslimat atau fatayat. Terus, masak golput juga tidak ada sama sekali. Semuanya milih Karsa. Kan, tidak masuk akal,’’ tegasnya.
Khofifah mengatakan, suara Kaji dicuri dengan berbagai modus. Sementara, suara Karsa dinaikan dengan beragam cara. Khofifah lantas membandingkan perolehan suara melalui quick count dengan penghitungan manual di beberapa daerah di Madura.
Di Pamekasan, misalnya. Lembaga Survey Indonesia menyatakan Kaji menang 59,9 persen. Namun, di penghitungan manual Kaji kalah dengan hasil 47,1 persen. ’’Katanya quick count margin error-nya dua persen. Ini kenapa suara kita turun lebih dari sepuluh persen,’’ katanya.