Tolak Kebijakan Pro-Amerika, Peternak Babi Siap Gelar Unjuk Rasa Besar-besaran
Pemerintah Taiwan berusaha meyakinkan publik tentang risiko dari kebijakan tersebut. Perdana Menteri Su Tseng Chang menyampaikan beberapa hal melalui serangkaian gambar yang diunggah di akun Facebook-nya.
Dalam salah satu grafik, PM menyebutkan bahwa impor dari AS tidak akan mengganggu produksi babi lokal karena Taiwan sudah mengimpor daging babi dari negara lain dan pangsa pasar domestik tetap di atas 90 persen.
Bagi warganya yang tidak ingin mengonsumsi daging babi AS, dia menyarankan agar mengecek asal produk tersebut yang secara legal dipajang di supermarket, restoran, dan penyedia makanan lainnya.
Ketua Dewan Agrikultur Taiwan Cheng Chi Chung mengungkapkan enam hal yang akan memberikan garansi dan meningkatkan daya saing produk babi lokal.
Enam hal itu di antarnya adanya jaminan harga, insentif bagi restoran dan perusahaan publik yang masih menggunakan babi lokal, subsidi untuk peningkatan fasilitas produksi, dan pendanaan untuk rencana pengembangan industri.
Tsai Ing Wen dalam jumpa pers, Jumat (28/8), mengumumkan kebijakan menetapkan standar residu adiktif pakan kontroversial raktopamin pada daging babi impor dan mengizinkan impor daging sapi AS yang berasal dari sapi berusia di atas 30 bulan yang sebenarnya dilarang karena kekhawatiran mengidap penyakit sapi gila.
Kebijakan Tsai yang didukung penuh Partai Progresif Demokratik (DPP) itu untuk memenuhi persyaratan dalam memulai negosiasi perjanjian perdagangan bebas dengan AS dengan membatalkan hambatan-hambatan selama beberapa tahun atas konsesi raktopamin dalam daging babi. (ant/dil/jpnn)